Sabtu, 20 Oktober 2012

Senin, 29 November 2010

ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Dari mana nenek moyang bangsa Indonesia berasal? Ada teori yang menyatakan penduduk Indonesia berasal dari daratan Cina Selatan, atau sekarang disebut Provinsi Yunan, teori ini disebut dengan teori “Yunan”. Ada juga yang kedua, yaitu teori “Nusantara.” Mari kita bahas kedua teori ini.

Menurut teori pertama Suku bangsa Yunan datang ke Indonesia secara bergelombang. Ada dua gelombang terpenting.
1. Gelombang pertama terjadi sekitar 3000 tahun yang lalu. Mereka yang pindah dalam periode ini kemudian dikenal sebagai rumpun bangsa Proto Melayu (Melayu Tua). Proto Melayu disebut juga Melayu Polynesia. Rumpun bangsa Proto Melayu tersebar dari Madagaskar hingga Pasifik Timur. Mereka bermukim di daerah pantai. Termasuk dalam bangsa Melayu Tua adalah suku bangsa Batak di Sumatera, Dayak di Kalimantan, dan Toraja di Sulawesi.
2. Gelombang kedua terjadi sekitar 2000 tahun lalu, disebut Deutero Melayu. Mereka disebut penduduk Melayu Muda. Mereka mendesak Melayu Tua ke pedalaman Nusantara. Termasuk bangsa Melayu Muda adalah suku bangsa Jawa, Minangkabau, Bali, Makassar, Bugis, dan Sunda.

Menurut teori “Nusantara” penduduk Indonesia tidak berasal dari luar. Teori ini didukung banyak ahli, seperti J.Crawford, K.Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf. Menurut para ahli ini penduduk Indonesia (bangsa Melayu) sudah memiliki peradaban yang tinggi pada abad ke-19 SM. Taraf ini hanya hanya dapat dicapai setelah perkembangan budaya yang lama. Hal ini menunjukkan penduduk Indonesia tidak berasal dari mana-mana, tetapi berasal dan berkembang di Nusantara. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah suku bangsa di Indonesia. Diperkirakan ada 300 sampai 500 suku bangsa yang tinggal di Indonesia. Perbedaan jumlah ini dikarenakan perbedaan para ahli dalam mengelompokkan suku bangsa.

Mengapa terdapat banyak suku di Indonesia ?

Ada 2 faktor utama yang menyebabkan bangsa Indonesia menjadi beraneka ragam, yaitu faktor lingkungan geografis dan kemampuan adaptasi atau menyesuaikan diri. Faktor lingkungan geografis yang menyebabkan keanekaragaman suku bangsa antara lain sebagai berikut :
1.   Negara kita berbentuk kepulauan. Penduduk yang tinggal di satu pulau terpisah dengan penduduk yang tinggal di pulau lain. Penduduk tiap pulau mengembangkan kebiasaan dan adat sendiri. Dalam waktu yang cukup lama akan berkembang menjadi kebudayaan yang berbeda.
2.   Perbedaan bentuk muka bumi, seperti daerah pantai, dataran rendah, dan pegunungan. Penduduk beradaptasi dengan kondisi geografis alamnya. Adaptasi itu dapat terwujud dalam bentuk perubahan tingkah laku maupun perubahan ciri fisik. Penduduk yang tinggal di daerah pegunungan misalnya, akan berkomunikasi dengan suara yang keras supaya dapat didengar tetangganya. Penduduk yang tinggal di daerah pantai atau di daerah perairan akan mengembangkan keahlian menangkap ikan, dan sebagainya. Perubahan keadaan alam dan proses adaptasi inilah yang menyebabkan adanya keanekaragaman suku bangsa di Indonesia

HIKMAH KEANEKARAGAMAN SUKU BANGSA DI INDONESIA  

Keanekaragaman suku bangsa dan budaya merupakan modal pembangunan bangsa. Banyak hikmah yang dapat dipetik dari beranekaragamnya budaya yang ada di Indonesia. Masih ingat semboyan Bhinneka Tunggal Ika ? Artinya walaupun berbeda-beda bangsa Indonesia tetap satu juga.

Coba sejenak mari kita simak bunyi Surah al-Hujurat ayat 13 :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” 

Dalam surah al-Hujurat ayat 13 tersebut, Allah menganjurkan kepada setiap manusia untuk saling mengenal dan menyambung persaudaraan. Sesama manusia tidak boleh saling menyakiti atau mengejek. Mereka harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Itulah yang disebut toleransi.  
Setiap suku yang ada tidak boleh menganggap dirinya lebih baik dari suku yang lain, apalagi menjelek-jelekan suku bangsa yang berasal dari daerah yang berbeda. Mengapa demikian, karena bagi Allah orang yang paling bertaqwa adalah orang yang paling mulia disisi Allah. Hal ini ditegaskan di akhir ayat surah al-Hujurat ayat 13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar