Senin, 29 November 2010
ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
Dari
mana nenek moyang bangsa Indonesia berasal? Ada teori yang menyatakan
penduduk Indonesia berasal dari daratan Cina Selatan, atau sekarang
disebut Provinsi Yunan, teori ini disebut dengan teori “Yunan”. Ada
juga yang kedua, yaitu teori “Nusantara.” Mari kita bahas kedua teori
ini.
Menurut teori pertama Suku bangsa Yunan datang ke Indonesia secara bergelombang. Ada dua gelombang terpenting.
1.
Gelombang pertama terjadi sekitar 3000 tahun yang lalu. Mereka yang
pindah dalam periode ini kemudian dikenal sebagai rumpun bangsa Proto
Melayu (Melayu Tua). Proto Melayu disebut juga Melayu Polynesia. Rumpun
bangsa Proto Melayu tersebar dari Madagaskar hingga Pasifik Timur.
Mereka bermukim di daerah pantai. Termasuk dalam bangsa Melayu Tua
adalah suku bangsa Batak di Sumatera, Dayak di Kalimantan, dan Toraja
di Sulawesi.
2.
Gelombang kedua terjadi sekitar 2000 tahun lalu, disebut Deutero
Melayu. Mereka disebut penduduk Melayu Muda. Mereka mendesak Melayu Tua
ke pedalaman Nusantara. Termasuk bangsa Melayu Muda adalah suku bangsa
Jawa, Minangkabau, Bali, Makassar, Bugis, dan Sunda.
Menurut teori “Nusantara”
penduduk Indonesia tidak berasal dari luar. Teori ini didukung banyak
ahli, seperti J.Crawford, K.Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys
Keraf. Menurut para ahli ini penduduk Indonesia (bangsa Melayu) sudah
memiliki peradaban yang tinggi pada abad ke-19 SM. Taraf ini hanya
hanya dapat dicapai setelah perkembangan budaya yang lama. Hal ini
menunjukkan penduduk Indonesia tidak berasal dari mana-mana, tetapi
berasal dan berkembang di Nusantara. Tidak diketahui secara pasti
berapa jumlah suku bangsa di Indonesia. Diperkirakan ada 300 sampai 500
suku bangsa yang tinggal di Indonesia. Perbedaan jumlah ini dikarenakan
perbedaan para ahli dalam mengelompokkan suku bangsa.
Mengapa terdapat banyak suku di Indonesia ?
Ada
2 faktor utama yang menyebabkan bangsa Indonesia menjadi beraneka
ragam, yaitu faktor lingkungan geografis dan kemampuan adaptasi atau
menyesuaikan diri. Faktor lingkungan geografis yang menyebabkan
keanekaragaman suku bangsa antara lain sebagai berikut :
1. Negara
kita berbentuk kepulauan. Penduduk yang tinggal di satu pulau terpisah
dengan penduduk yang tinggal di pulau lain. Penduduk tiap pulau
mengembangkan kebiasaan dan adat sendiri. Dalam waktu yang cukup lama
akan berkembang menjadi kebudayaan yang berbeda.
2. Perbedaan
bentuk muka bumi, seperti daerah pantai, dataran rendah, dan
pegunungan. Penduduk beradaptasi dengan kondisi geografis alamnya.
Adaptasi itu dapat terwujud dalam bentuk perubahan tingkah laku maupun
perubahan ciri fisik. Penduduk yang tinggal di daerah pegunungan
misalnya, akan berkomunikasi dengan suara yang keras supaya dapat
didengar tetangganya. Penduduk yang tinggal di daerah pantai atau di
daerah perairan akan mengembangkan keahlian menangkap ikan, dan
sebagainya. Perubahan keadaan alam dan proses adaptasi inilah yang
menyebabkan adanya keanekaragaman suku bangsa di Indonesia
HIKMAH KEANEKARAGAMAN SUKU BANGSA DI INDONESIA
Keanekaragaman suku bangsa dan budaya merupakan modal pembangunan bangsa. Banyak hikmah yang dapat dipetik dari beranekaragamnya budaya yang ada di Indonesia. Masih ingat semboyan Bhinneka Tunggal Ika ? Artinya walaupun berbeda-beda bangsa Indonesia tetap satu juga.
Keanekaragaman suku bangsa dan budaya merupakan modal pembangunan bangsa. Banyak hikmah yang dapat dipetik dari beranekaragamnya budaya yang ada di Indonesia. Masih ingat semboyan Bhinneka Tunggal Ika ? Artinya walaupun berbeda-beda bangsa Indonesia tetap satu juga.
Coba sejenak mari kita simak bunyi Surah al-Hujurat ayat 13 :
“Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dalam surah al-Hujurat ayat 13 tersebut, Allah menganjurkan kepada setiap manusia untuk saling mengenal dan menyambung persaudaraan. Sesama manusia tidak boleh saling menyakiti atau mengejek. Mereka harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Itulah yang disebut toleransi.
Setiap
suku yang ada tidak boleh menganggap dirinya lebih baik dari suku yang
lain, apalagi menjelek-jelekan suku bangsa yang berasal dari daerah
yang berbeda. Mengapa demikian, karena bagi Allah orang yang paling
bertaqwa adalah orang yang paling mulia disisi Allah. Hal ini
ditegaskan di akhir ayat surah al-Hujurat ayat 13.
Dalam surah al-Hujurat ayat 13 tersebut, Allah menganjurkan kepada setiap manusia untuk saling mengenal dan menyambung persaudaraan. Sesama manusia tidak boleh saling menyakiti atau mengejek. Mereka harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Itulah yang disebut toleransi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar