Kamis, 18 April 2013

isi bumi


Isi Bumi

Pusat bumi terdiri dari inti padat yang sebagian besar  terdiri dari besi, sejumlah kecil nikel, dan unsur-unsur lainnya. Inti terbagi menjadi inti dalam dan inti luar. Inti luar berupa leleahn dengan suhu mendekati 3.360 drajat celcius. Inti dalam mempunyai suhu lebih tinggi, mendekati 4.350 drajat celcius, tetapi dipercaya berbentuk padat, disebabkan oleh intesitas tekanan yang dialaminya. Para ilmuwan memperkirakan tekanan yang diterima inti luar menempati 33,5 % dari massa bumi. Mantel berada pada bagian atas dari inti luar, menempati 66% massa bumi. Mantel pada umunya berbentuk padat. Namun dengan suhu lebih dari 1.300 drajat celcius, mantel dapat berubah bentuk secara perlahan-lahan. Lapisan terakhir adalh kerak. Lapisan ini membentang di atas mantel bumi dan jauh lebih tipis dibandingkan lapisan-lapisan yang lain. Kerak dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Kerak Benua, Kerak Transisi dan Kerak Samudra. Kerak Benua membentuk daratan dengan kedalaman antara 30-50 km, di beberapa tempat, ketebalan kerak ini hanya mencapai 20 km atau menyembul ke atas permukaan hingga ketinggian 65 km. Kerak Transisi mempunyai ketebalan 15-30 km. Kerak Samudra berada di bawah permukaan laut, kerak ini lebih tipus, ketebalannya berkisar antara 5-15 km

isi bumi


Isi Bumi

Pusat bumi terdiri dari inti padat yang sebagian besar  terdiri dari besi, sejumlah kecil nikel, dan unsur-unsur lainnya. Inti terbagi menjadi inti dalam dan inti luar. Inti luar berupa leleahn dengan suhu mendekati 3.360 drajat celcius. Inti dalam mempunyai suhu lebih tinggi, mendekati 4.350 drajat celcius, tetapi dipercaya berbentuk padat, disebabkan oleh intesitas tekanan yang dialaminya. Para ilmuwan memperkirakan tekanan yang diterima inti luar menempati 33,5 % dari massa bumi. Mantel berada pada bagian atas dari inti luar, menempati 66% massa bumi. Mantel pada umunya berbentuk padat. Namun dengan suhu lebih dari 1.300 drajat celcius, mantel dapat berubah bentuk secara perlahan-lahan. Lapisan terakhir adalh kerak. Lapisan ini membentang di atas mantel bumi dan jauh lebih tipis dibandingkan lapisan-lapisan yang lain. Kerak dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Kerak Benua, Kerak Transisi dan Kerak Samudra. Kerak Benua membentuk daratan dengan kedalaman antara 30-50 km, di beberapa tempat, ketebalan kerak ini hanya mencapai 20 km atau menyembul ke atas permukaan hingga ketinggian 65 km. Kerak Transisi mempunyai ketebalan 15-30 km. Kerak Samudra berada di bawah permukaan laut, kerak ini lebih tipus, ketebalannya berkisar antara 5-15 km

Rotasi bumi


Rotasi Bumi

Bumi berotasi pada sumbunya dengan laju tetap selama mengorbit matahari. Putaran bumi pada sumbunya mengarah ke timur. inilah yang menyebabkan seolah-olah mataharilah yang mengelilingi bumi. Satu putaran penuh 360 drajat disebut priode rotasi planet atau hari. Bumi memerlukan waktu 23 jam 56 menit untuk menyelesaikan satu periode putaran. Bumi tidak berbentuk sempurna, bentuknya bundar agak pipih dengan diameter sekitar 38 km daripada diameter kutub ke kutub. Ini disebabkan gaya gravitasi mendorong materi bumi lebih kuat di khatulistiwa. Bumi, seperti juga enam planet lainnya dalam sistem tata surya kita, mengelilingi matahari dengan lintasan berbentuk elips atau oval, yang disebut dengan orbit. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu orbit lengkap disebut priode orbit planet atau tahun.

Rotasi bumi


Rotasi Bumi

Bumi berotasi pada sumbunya dengan laju tetap selama mengorbit matahari. Putaran bumi pada sumbunya mengarah ke timur. inilah yang menyebabkan seolah-olah mataharilah yang mengelilingi bumi. Satu putaran penuh 360 drajat disebut priode rotasi planet atau hari. Bumi memerlukan waktu 23 jam 56 menit untuk menyelesaikan satu periode putaran. Bumi tidak berbentuk sempurna, bentuknya bundar agak pipih dengan diameter sekitar 38 km daripada diameter kutub ke kutub. Ini disebabkan gaya gravitasi mendorong materi bumi lebih kuat di khatulistiwa. Bumi, seperti juga enam planet lainnya dalam sistem tata surya kita, mengelilingi matahari dengan lintasan berbentuk elips atau oval, yang disebut dengan orbit. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu orbit lengkap disebut priode orbit planet atau tahun.

Rotasi Bumi

Bumi berotasi pada sumbunya dengan laju tetap selama mengorbit matahari. Putaran bumi pada sumbunya mengarah ke timur. inilah yang menyebabkan seolah-olah mataharilah yang mengelilingi bumi. Satu putaran penuh 360 drajat disebut priode rotasi planet atau hari. Bumi memerlukan waktu 23 jam 56 menit untuk menyelesaikan satu periode putaran. Bumi tidak berbentuk sempurna, bentuknya bundar agak pipih dengan diameter sekitar 38 km daripada diameter kutub ke kutub. Ini disebabkan gaya gravitasi mendorong materi bumi lebih kuat di khatulistiwa. Bumi, seperti juga enam planet lainnya dalam sistem tata surya kita, mengelilingi matahari dengan lintasan berbentuk elips atau oval, yang disebut dengan orbit. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu orbit lengkap disebut priode orbit planet atau tahun.

Pembentukan Bumi

Matahari merupakan objek terbesar yang berada di pusat sistem tata surya kita. Gaya gravitasi yang kuat dari matahari menompang sistem tata surya. Gaya gravitasi tersebut juga mengontrol pergerakan planet-planet. Terdapat 8 planet di sistem tata surya kita. Sistem tata surya ini merupakan bagian dari Bimasakti, yaitu kumpulan sistem tata surya yang disebut galaksi. Bimasakti hanyalah 1 dari 100 hingga 1000 miliyar galaksi yang diperkirakan oleh para ilmuwan terdapat dalam alam semesta ini. Alam semesta yang meliputi semua objek ruang angkasa itu sendiri, diperkirakan berumur 12-14 miliyar tahun. Banyak teori yang telah dikemukakan untuk menjelaskan terjadinya alam semesta. Hingga kini, teori yang paling dapat diterima yaitu adalah teori ledakan besar (Big Bang). Teori ini menyatakan bahwa alam semesta terbentuk dari ledakan sebuah bintang raksasa di mana energinya memulai proses pembentukan materi, waktu dan ruang. Energi besar yang dibangkitkan ditunjukkan dengan mengembangnya alam semesta. Bahkan sampai sekarang pun alam semesta masih mengembang.

teori dan bukti hanyutan benua


Teori dan Bukti Hanyutan Benua

Para ahli geologi dan pemburu fosil telah memikirkan gambaran kesamaan susunan batuan dan spesies dari fosil yang ditemukan pada jarak ribuan kilometer antar lempeng. Teori hanyutan benua, atau juga disebut pengapungan benua, pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan Jerman, Alfred Wegener (1880-1930) pada tahun 1912. Ia menyatakan bahwa lebih dari 100 juta tahun yang lalu, benua-benua yang kita kenal saat ini merupakan pecahan dari sebuah benua raksasa yang disebut Pangea. Awalnya, pendapat Wegener tidak sepenuhnya diterima. Namun, sejak tahun 1960-an, kemajuan teknologi, termasuk sistem pengukuran dengan laser dan gambar dari satelit, makin mendukung teori ini. Massa-massa kerak bumi ini bergerak dengan laju rata-rata 1-10 cm / tahun. Dalam kurun waktu berjuta-juta tahun, pengapungan tersebut telah membentuk benua-benua seperti yang ada sekarang